Kiranya Kasih Sukatjita dan Damai Sejahtera menyertai Saudara senantiasa - Tuhan Memberkati, amin

Kamis, 09 Oktober 2014

Pantai Pok Tunggal, keindahan tiada dua…



Siang itu, 26 Januari 2014 kami kedatangan tamu dari Jogja… sapa lagi kalo bukan my best friend Fandry Liesmarindra beserta istri tertjinta, setelah ngobrol ngalor ngidul… akhirnya kami putuskan untuk jalan ke pantai, dan pantai yang dipilih adalah Pok Tunggal.

Memang masih agak asing bagi sebagian orang, dibanding dengan pantai Baron, Kukup atau Indrayanti. Itu wajar sadja karena memang pantai ini belum lama dibuka, akses jalannya juga masih sulit dan terjal berbatu. Tapi semua terbayarkan setelah sampai dan melihat pantai sesungguhnya…



Start dari Griya Ungu Tan Sumur Boor mobil meluntjur ke selatan menuju Jl. Baron, di pertigaan Mulo kami ambil kiri ke arah Tepus. Sepanjang perjalanan mata kita akan dipuaskan oleh pemandangan bukit-bukit yang menghijau seperti tjandi-tjandi indah… aneka tanaman palawija tumbuh subur disana, ketela dan jagung adalah tanaman utama yang penduduk sekitar tanam disamping tentunya katjang dan kedelai… melihat semua ini menghapus anggapan bahwa Gunungkidul daerah kering dan sulit air! Itu dulu bung sekitar tahun 45, tapi sekarang jaman sudah berbeda, air ngotjor dimana-mana. Route ini sama kalau kita mau ke pantai Sundak atau Indrayanti, tapi bedanya setelah kurang lebih 5Km dari Tepus nanti ada Plang kayu bertuliskan Pantai Pok Tunggal, kita ambil ke kiri… kalaupun ragu Tanya ke orang yang biasa ditemui di jalanpun dengan senang hati akan memberikan petunjuk arah yang akurat.


Setelah melewati jalan sempit yang masih terjal berbatu (itu dulu, sekarang sudah di-tjor block) kurang lebih 2Km, sampailah kita ke Pantai yang menawarkan nuansa keindahan yang berbeda…

Terdapat sebatang pohon yang menjadi logo Pantai Pok Tunggal. Pohon yang entah apa jenisnya nggak paham tumbuh di pingir jalan masuk kawasan pantai, pohon tersebut memang bentuknya sedikit aneh, khas dan unik, seperti bonsai Jepang dalam ukuran raksasa, tak heran belum pas rasanya kalau belum foto di dekat pohon tersebut. Di bibir pantai terdapat hamparan luas lahan pasir yang sangat tjotjok untuk area kemping, paying-payung hias warna-warni juga berjajar sepanjang pantai, hanya dengan merogoh kotjek Rp.20.000,- anda bisa mengunakannya seharian penuh.




Di sisi barat pantai terdapat karang besar yang seakan-akan menjadi sekat penutup dari keramaian pantai utama, sehingga memberi ruang agak privasi untuk berpose ala Bay Watch atau nude sekalipun… tapi maaf karena alasan Undang-undang pornografi dan pornoaksi, foto-foto syur tersebut tidak bisa ditampilkan di blok ini… ( karena memang ra ana ding… !! ha… ha ha haaa… )


 Ke arah timur di pantai ini terdapat bukit yang lumayan tinggi… disini adrenalin pengunjung mulai diuji untuk menaiki bukit tersebut, dengan lonjoran bambu-bambu yang ditata sedemikian rupa menjadi jalan setapak untuk pengunjung yang mau melihat pemandangan pantai dari atas. Sahabat jalan-jalan harus ekstra hati-hati dan melihat kondisi bambu dan kayu tersebut sebelum naik, kalau-kalau sudah mulai rapuh… simak foto-foto berikut untuk lebih jelas melihat begitu menantangnya medan pantai satu ini.




Diatas bukit terhampar tanah datar yang tjukup luas dengan pohon-pohon pandan laut yang tumbuh dengan bentuk unik-unik, juga terdapat gubuk disana sekedar melepas lelah dan menghindar dari teriknya mentari, terdapat juga penjual Kelapa Muda dan aneka makanan ringan. Masuk ke area ini dikenakan biasa seikhlasnya, monosuko piro wae monggo…






Keindahan pantai satu ini jangan diragukan lagi, keramahan penduduk asli juga menambah indah kunjungan kami saat itu…






Tak terasa sore sudah mulai menyapa… saatnya menikmati keindahan kedua: Sunset yang mempesona…






Pulangnya tidak lupa membeli Srikaya, buah khas daerah Tepus dan sekitarnya. Buah musiman yang terkenal manis dan menyehatkan untuk dikosumsi…




Terima kasih untuk sahabat saya Fandry dan Atja yang membuat hari kami saat itu menjadi sungguh berkesan… entah kapan bisa menikmati liburan bersama lagi, mengingat kesibukan bisnis dan mengajar kalian, we wish u all de’best-lah !!!

Sampai ketemu lagi di liputan selanjutnya…


Salam Andreas Seluas Samodra!

Kamis, 02 Oktober 2014

Embung Nglanggeran, Danau di atas awan…


Hi Guys, hari terakhir di bulan Januari 2014 kemarin kami bertolak menuju Ketjamatan Pathuk…

Jalan Wonosari – Jogja yang kami lalui tidak begitu padat… siang itu setelah Googling kami putuskan untuk mengunjungi Embung, danau buatan yang ada di Dusun Nglanggeran Desa Sambipitu Ketjamatan Pathuk Gunungkidul. Dari Griya Ungu Tan Sumur Boor Tawarsari jaraknya sekitar 20-an km, ditempuh kurang dari setengah jam… dari kota Jogja sekitar 1 jam perjalanan, dengan rute Jalan Jogja – Wonosari sebelum sampai Wonosari di simpang lima Sambi belok kiri… jangan khawatir ada plang penunjuk arah kok, jadi gak mungin nyasar!





Dari jalan  utama Jogja - Wonosari kearah utara, pemandangan akan berubah drastic karena sepanjang jalan kita akan disuguhi hanparan luas sawah yang indah menghijau, menghapus segala kesan bahwa Gunungkidul itu kering, sulit air dan gersang. Rumah-rumah penduduk yang kita lewati dihiasi dengan aneka patung dan topeng dari kayu Sengon Laut yang terkenal empuk dan putih mulus, yang tjotjok sekali digunakan untuk kerajinan tangan sebagai souvenir yang dibuat penduduk sekitar selama puluhan tahun dan sudah menembus pasar internasional. Ya, disebut Desa Wisata Bobung, yang pernah dimuat di Tabloid Nova beberapa tahun lalu. Kalau kita kesana akan disuguhi kearifan local yang masih kentara, kita juga akan diajari membuat dan mewarnai topeng dengan tjat kayu yang full colors… harganyapun sangat bersahabat. Saya pernah beli satu set patung Jerapah isi 3 tinggi 1M di harga Rp.150.000,00 sadja dan 5 door stopper berbentuk kura-kura polos belum ditjat hanya Rp.10.000,00… ehm,  menarik bukan…






Setelah kurang lebih 15 menit perjalanan, Gapura Selamat Datang di kanan jalan gagah berdiri menandakan kita sudah sampai di tujuan…. Segera kami belok kanan atau ke arah timur… jalan tjor blok agak menanjak dengan batu-batu gunung yng segede gajah ada di sisi kanan kiri jalan menambah asik perjalanan… olala ternyata masih sekitar 3km-an sebelum sampai di Embung. Tiket masuknyapun lumayan murah Rp.5000 per orang sudah termasuk parkir kendaraan. Lahan parkir juga tjukup memadahi bisa menampung ratusan kendaraan… pelayanan yang ramah selalu kami dapatkan di perjalanan kali ini…






Dengan bantuan biaya kurang lebih 1M dari PT.Pertamina kepada Pemkab Gunungkidul, Embung dan Taman Buah ini didirikan lokasinyapun sangat strategis dengan background Gunung purba Langgeran yang kokoh berdiri. Yang sedang banyak dibitjarakan saat ini, karena konon kabarnya Gunung Api ini sudah ada sedjak jaman Dinosaurus. Embung dan Taman Buah ini diresmikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X beberapa waktu lalu.






Sebenarnya hamparan luas bukit ini difokuskan pada Taman Buah yang sedang dirintis dan embung tersebut sebagai tampungan air untuk pengairan itu sendiri. Namun karena taman buahnya belum tampak, akhirnya si Embung itu yang menjadi lebih terkenal di masyarakat. Peran media social dan internet sangat membantu daerah tujuan wisata ini menjadi terkenal. Setiap harinya wisatawan local dan dari daerah lain selalu memadati tempat ini. Adapun aneka buah yang tumbuh subur di daerah Pathuk adalah Durian, dan durian jenis Petruk yang berbentuk panjang dan manis rasanya menjadi buah andalan daerah ini, selain juga Rambutan yang sangat banyak ditanam oleh warga sekitar. Masih ada lagi Mangga, Sawo, Pisang, Srikaya, Sirsak dan lain-lain… tapi masih harus ditunggu beberapa tahun lagi untuk bisa melihat dan menikmati hasil Taman Buah Nglanggeran tersebut. Tapi pada intinya proyek tersebut merupakan sebuah terobosan yang spektakuler untuk ukuran Gunungkidul dan bagus bukan hanya bagi ekonomi warga sekitar tapi juga buat pemasukan kas daerah.






Namun masih banyak infrastruktur yang masih harus ditambah, semisal toilet umum, took-toko tjendera mata dan restoran yang memadai masih harus dibangun untuk melengkapi penampilan Embung tersebut… juga area untuk camping dan wisata alam pendukung, semisal Flying Fox dan yang lainnya… berikut gambar-gambar yang bisa ditampilkan… karena mendung saat itu jadi gambar kurang begitu sempurna…  tapi tidak mengurangi arti kebersamaan yang kami lalui saat itu, semua begitu indah… seindah kasih Tuhan yang senantiasa menyertai setiap langkah kami jalani hidup yang amazing dan penuh berkat ini.








Salam Andreas Seluas Samodra…
Jangan sungkan untuk memberikan kritik, saran dan masukan guna perbaikan Blok ASS ini....